Friday, November 12, 2010

Istana siapkan bakso, Obama tirukan pedagang sate Oleh: Dewi Astuti


Selasa, 09/11/2010 06:58:22 WIB

Istana siapkan bakso, Obama tirukan pedagang sate

Oleh: Dewi Astuti

JAKARTA: Barack Hussein Obama II, begitu nama lengkap sang Presiden Amerika Serikat yang hari ini mulai mengunjungi Indonesia. Publik lebih akrab memanggil sosok kelahiran 4 Agustus 1961 ini dengan nama Barack Obama.

Masa kecil Obama tidak bisa dipisahkan dengan suasana keberagaman. Orang tua kandung Obama memiliki latar belakang berbeda. Barack Obama Sr, ayahnya, adalah seorang pria kulit hitam dari sebuah desa miskin di Kenya.

Sementara itu, ibunya, Ann Dunham, adalah seorang perempuan kulit putih yang orangtuanya dibesarkan di Kansas, AS. Obama Sr dan Dunham bertemu di Universitas Hawaii dan menikah di Honolulu.

Namun, pernikahan kedua orang tua kandungnya itu kandas di tengah jalan. Ketika Obama berusia 6 tahun, dia meninggalkan Hawaii dan menetap selama 4 tahun di Indonesia bersama ibu kandung dan ayah tirinya yang berkewarganegaraan Indonesia, Lolo Soetoro.

Obama kemudian bersekolah di SD Santo Fransiskus Asisi di Tebet, Jakarta Selatan selama 3 tahun, lalu pindah ke SD Negeri Menteng 1 (atau SD Besuki) di Menteng, Jakarta Pusat hingga ia berusia 10 tahun.

Pada 1971, ibu Obama kemudian mengirimnya kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dari pihak ibunya. Dari perbincangan saudara tirinya, Maya Soetoro-Ng, dengan AP pada 2008 diketahui bahwa Honolulu memberi kesan tersendiri bagi masa kecil Obama.

Menurut Maya, karena terlahir dan dibesarkan di Honolulu, kemampuan Obama terasah untuk menarik berbagai kelompok masyarakat di kepulauan tersebut, yang merupakan persimpangan budaya dari seluruh kawasan Pasifik.

"Hawaii adalah tempat yang memberinya kemampuan untuk memahami orang-orang dari beragam latar belakang. Hawaii juga benar-benar tempat suci baginya, tempat yang aman di mana dia bisa rileks, di mana hal-hal tidak banyak berubah,” tutur Maya.

Usia Maya terpaut 9 tahun lebih muda dari Obama. Ibu kandung Obama menceraikan ayah tiri Obama ketika Maya berusia 9 tahun.

Dalam memoarnya pada 1995 berjudul Dreams from My Father, Obama yang ketika kecil akrab dipanggil Barry ini menulis tentang masa kecilnya yang dibesarkan dengan budaya dan makanan khas pulau Hawaii: Poi dan babi panggang, dan potongan-potongan untuk sashimi dan ikan hasil pancingan tradisional dari Teluk Kailua.

Di Hawaii, Obama kecil tinggal di apartemen pusat kota bersama kakek dan neneknya. Di sana, Obama belajar di sekolah bergengsi, Punahou School, sejak kelas lima SD pada 1971 hingga lulus SMA pada 1979. Dia juga suka pergi ke pesta-pesta di pangkalan Angkatan Darat AS.

Teman-teman sekelas Obama di Punahou menggambarkan sosok belasan tahun Obama sebagai anak yang berjiwa sosial dan periang, suka bermain basket dan kadang-kadang suka memakai kaos bergaya Afrika.

Dalam memoarnya, Obama menggambarkan dirinya merasa tidak pas ketika memakai sandal khas Indonesia dan pakaian kuno ketika pertama kali masuk ke Punahou. Sebagai salah satu siswa kulit hitam di sekolah itu, dia teringat ada murid lain yang ingin memegang rambutnya.

Obama juga ditanya apakah ayahnya memakan manusia. Identitas rasnya yang berasal dari kulit hitam membuat dia harus berjuang menghadapi pandangan orang di sekitarnya. Gara-gara ini pula, Obama sempat terjerumus mengkonsumsi ganja.

Mantan teman sekelasnya di Punahou, Kelli Furushima, pernah mengungkapkan dirinya tidak tahu menahu bahwa Obama mengalami gejolak hidup seperti itu ketika masih berusia belasan tahun. Furushima hanya ingat Obama suka mencandainya dengan mengambil pensil yang dia taruh di telinga setiap kali Obama berpapasan dengannya di kelas. (dewi.astuti@bisnis.co.id)

Komentar

 

Ad Placement